ASSALAMUALAIKUM... SELAMAT DATANG DI BLOG IKRAMUL WATHAN - DAKWAH ADALAH JALAN HIDUP - SHALAT BERJAMAAH DI MASJID ITU KEREN !!! TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI

Sunday 12 March 2017

Psikologi Dakwah

Pendahuluan

Latar Belakang

Salah satu tugas istimewa ummat Nabi Muhammad  yang tidak diberikan kepada ummat selain Beliau adalah tugas amar ma’ruf dan nahi munkar (dakwah). Jika sebelumnya tugas dakwah hanya dibebankan kepada Nabi dan Rasul saja, maka setelah diutusnya Nabi Muhammad, tugas dakwah juga dibebankan kepada ummatnya sampai hari kiamat.

Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim. Sebagai seorang da’itentu saja seseorang ingin mencapai kesuksesan dalam melaksanakan tugas dakwah.Salah satu bentuk keberhasilan dalam dakwah adalah berubahnya sikap kejiwaan seseorang.Dari tidak cinta Islam menjadi cinta, dari tidak mau beramal saleh menjadi giat melakukannya, dari cinta kemaksiatan menjadi benci dan tertanam dalam jiwanya rasa senang terhadap kebenaran ajaran Islam, begitulah seterusnya.

Karena dakwah bermaksud mengubah sikap kejiwaan seorang mad’u, maka pengetahuan tentang psikologi dakwah menjadi sesuatu yang sangat penting.Dengan pengetahuan tentang psikologi dakwah ini, seorang da’i diharapkan dapat melaksanakan tugas dakwah dengan pendekatan kejiwaan. Rasul Saw. Dalam dakwahnya memang sangat memperhatikan tingkat kesiapan jiwa orang yang didakwahinya dalam menerima pesan-pesan dakwah.

A. Pengertian Psikologi Dakwah

Secara harfiah, psikologi artinya ‘ilmu jiwa’ berasal dari kata yunani psyce ‘jiwa’ dan logos ‘ilmu’. Akan tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa.Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai gambaran dari keadaan jiwanya.
Kata dakwah menurut bahasa (etimologi) berasal dari bahasaArab, yaitu dari kata: da’ayad’uda’watan. Kata tersebut mempunyai makna menyeru, memanggil, mengajak dan melayani.

Abdul Munir Mulkan, mengemukakan bahwa dakwah adalah mengubah umat dari suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik di dalam segala segi kehidupan dengan tujuan merealisasikan ajaran Islam di dalam kenyataan hidup seharihari, baik bagi kehidupan seorang pribadi, kehidupan keluarga maupun masyarakat sebagai suatu keseluruhan tata kehidupan bersama.
Psikologi dakwah dapat didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah.
 Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajaran-ajaran Islam demi kesejahteraan hidup manusia dunia dan akhirat.

A.1 Psikologi
Secara sederhana Psikologi sering disebut sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gejala dari jiwanya.Sedangkan pengertian atau definisi yang lebih terperinci menyebutkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku lahiriah manusia dengan menggunakan metode observasi secara obyektif, seperti terhadap rangsang (stimulus) dan jawaban (respon) yang menimbulkan tingkah laku.

A. 2 Dakwah
Dalam bahasa Arab, da’wat atau da’watun biasa digunakan untuk arti-arti: undangan, ajakan dan seruan yang kesemua menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak dan upaya mempengaruhi pihak lain. ukuran keberhasilan undangan, ajakan atau seruan adalah manakal pihak kedua yakni yang diundang atau diajak memberikan rspon positif yaitu mau datang dan memenuhi undangan itu. jadikalimat dakwah mengandung muatan makna aktif dan menantang, berbeda dengan kalimat tanligh yang artinya menyampaikan. Ukuran keberhasilan seorang mubaligh adalah menekala ia berhasil menyampaikan pesan islam dan pesannya sampai (wama ‘alaina illa al balagh), sedangkan bagaimana respon masyarakat tidak menjadi tanggung jawabnya. Dari sini kita juga dapat menyebutkan apa sebenarnya tujuan dari dakwah itu sendiri? Adapun tujuan dari dakwah adalah untuk menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dibawakan oleh aparat dakwah/da’i.

Dengan demikian maka dapat dirumuskan bahwa dakwah ialah usaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku seperti apa yang didakwahkan oleh Da’i. setiap da’i agama pun pasti berusaha mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan agama mereka.dengan demikian pengertian dakwah islam adalah upaya mempengaruhi orang lain agar mereka bersikap dan bertingkah laku islami (memeluk agama islam).
Sebagai perbuatan atau aktifitas, dakwah adalah peristiwa komunikasi di mana da’I menyampaikan pesan melalui lambing-lambang kepada Mad’u, dan mad’u menerima pesan itu, mengolahnya dan kemudian meresponnya.Jadi, proses saling mempengaruhi antara da’I dan mad’u adalah merupakan peristiwa mental. Dengan mengacu pada pengertian psikologi, maka dapat dirumuskan bahwa psikologi dakwah ialah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan tingkah laku manusia yang terkait dalam proses dakwah. Psikologi dakwah berusaha menyingkap apa yang tersembunyi di balik perilaku manusia yang terlibat dalam dakwah, dan selanjutnya menggunakan pengetahuan itu untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan dari dakwah itu.

B. Ruang Lingkup Psikologi Dakwah

Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa kalimat da’watun dapat diartikan dengan undangan, seruan atau ajakan, yang kesemuanya menunjukkan adanya komunikasi antara dua pihak di mana pihak pertama (da’i) berusaha menyampaikan informasi, mengajak dan mempengaruhi pihak kedua (mad’u)(Warson Munawir, 1994:439).pengalaman berdakwah menunjukkan bahwa ada orang yang cepat tanggap terhadap seruan dakwah ada yang acuh tak acuh dan bahkan ada yang bukan hanya tidak mau menerima tetapi juga melawan dan menyerang balik.
Proses penyampaian dan penerimaan pesan dakwah itu dilihat dari sudut psikologi tidaklah sesederhana penyampaian pidato oleh da’i dan didengar oleh hadirin, tetapi mempunyai makna yang luas, meliputi penyampaian energi dalam sistem syaraf, gelombang suara dan tanda-tanda. Ketika proses suatu dakwah berlangsung, terjadilah penyampaian energy dari alat-alat indera ke otak, baik pada peristiwa penerimaan pesan dan pengolahan informasi, maupun pada proses saling mempengaruhi dari kedua belah pihak.

C. Objek Kajian Psikologi Dakwah

Sebagaimana umumnya ilmu pengetahuan yang lain, selalu terdiri dari dua objek kajian, yaitu objek material dan objek formal. Objek material yaitu objek yang menjadi pokok bahasan sebuah ilmu, sedangkan objek formal yaitu sudut pandang sebuah ilmu dikaji, seperti apakah dari segi epistemologi, ontologi ataukah aksiologi. Oleh karena itu objek material psikologi dakwah adalah manusia sebagai objek dakwah. Sedangkan objek formalnya yaitu segala hidup kejiwaan (tingkah laku) manusia yang terlibat dalam proses dakwah.

D. Tujuan Psikologi Dakwah

Oleh karena psikologi dakwah mempedomani kegiatan dakwah, maka tujuan psikologi dakwah adalah: memberikan pandangan tentang mungkinnya dilakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental psikologis sasaran dakwah sesuai dengan pola/pattern kehidupan yang dikehendaki oleh ajaran agama yang didakwahkan/diserukan oleh aparat dakwah/da’i.

E. Hubungan Psikologi Dakwah dengan Ilmu-ilmu Lain

Faizah dan Muchsin Effendi dalam bukunya Psikologi Dakwah(2006) menyebutkan beberapa contoh hubungan ilmu psikologi dakwah dengan ilmu-ilmu lain seperti:
  • Hubungan psikologi dakwah dengan psikologi agama
Islam adalah agama dakwah, agama menyebar luaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang belum mempercayainya untuk percaya, menumbuhkan pengetian
Dalam melaksanakan tugas dakwah, seorang da’i dihadapkan pada kenyataan bahwa individu-individu yang akan di dakwah memiliki keberagaman dalam berbagai hal seperti fikiran (ide-ide), pengalaman kepribadian dan lain-lain. Dengan kata lain seorang da’i di tuntut menguasai studi Psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan manusia sebagai individu maupun anggota masyarakat, baik pada fase perkembangan manusia anak, remaja dewasa dan manula.
  • Hubungan Psikologi Dakwah Dengan Ilmu Komunikasi
Kegiatan dakwah adalah kegiatan komunikasi, dimana da’i mengkomunikasikan pesan kepada mad’u perorangan atau kelompok secara teknis dakwah adalah komnukasi antara da’i (komunikator dan mad’u (komunikan) hukum dalam komunikasi berliku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi berarti hambatan dakwah.  Perbedaan dakwah dengan komunikasi terletak pada muatan pesannya, pada komunikasi sifatnya netral sedang pada dakwah terkandung nilai keteladanan dan kebenaran.
  • Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Agama
 Psikologi agama meneliti sejauh mana pengaruh keyakinan agama terhadap sikap dan tingkah laku seseorang (berfikir, bersikap, dan bereaksi) karena tingkah laku tidak dapat dipisahkan dengan keyakinan. Jika psikologi berusaha menguak apa yang melatarbelakangi tingkah laku manusia yang terkait dengan dakwah, maka psikologi agama mencari sebesar-besar keyakinan agama seseorang mempengaruhi tingkah laku dakwah di lakukan terhadap orang yang belum beragama dan orang yang sudah beragama.
  • Hubungan Psikologi Dakwah dengan Patologi Sosial
 Sebelum memulai kegiatan dakwah, para da’i perlu mengetahui lebih jauh apa saja penyakit-penyakit masyarakat dan penyakit masyarakat di bahas dalam patologi sosial yang membahas tentang sikap, kegiatan yang bertentangan dengan norma-norma agama, masyarakat, adapt istiadat dan sebagainya.
  • Hubungan Psikologi Dakwah dengan Sosiologi
 Dakwah merupakan komunikasi antara da’i dan madu’ akan melahirkan interaksi sosial, karena itu sosiologi menaruh perhatian pada interaksi sosial tersebut.
  • Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Individual
 Misi dakwah dalam hal ini adalah menyadarkan manusia sebagai makhluk individual yang harus meningkatkan diri pada khaliknya dan mengintegrasikan dirinya dengan masyarakat. Bantuan psikologi individual dengan psikologi dakwah terletak pada pengungkapan tentang hal ikhwal hidup kejiwaan individual dengan aspek-aspek dan ciri-cirinya sesuai dengan kebutuhan melalui proses dakwah yang tepat.
  • Hubungan Psikologi Dakwah dengan Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan landasan yang memberikan dan mengarahkan psikologi dakwah kepada pembinaan sosialisasi manusia sebagai objek dakwah karena psikologi sosial mempelajari tentang penyesuaian diri manusia yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan sosial.

Kesimpulan

Dari penjelasan tentang psikologi dakwah di atas dapat kita lihat bahwa erat sekali hubungan antara psikologi dengan dakwah.
  1. Karena ketika seseorang berdakwah (da’i) maka ia perlu bahkan harus mengetahui kondisi psikologis obyek yang didakwahi (mad’u) agar apa yang disampaikan nantinya dapat tersampaikan dengan baik. Karena dakwah itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang mempengaruhi orang lain agar mau merubah tingkah lakunya dan mengikuti sesuai dengan yang disyari’aykan oleh agama (islam).
  2. Perlu kita ketahui juga bahwasannya tujuan utama dari dakwah adalahbagaimana nantinya seorang mad’u dapat atau mau menjalankan apa yang disampaikan oleh seorang da’i, bukan hanya sekedar dipahami, direnungkan dan dirasakan saja.dan bagaimana agar seorang mad’u benar-benar menjalankan apa yang disampaikan oleh da’i dengan penuh kesadaran dari dirinya sendiri.



Daftar Pustaka


Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Yogyakarta:Sipress, 1993.
Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Bumi Aksara: Jakarta. 1990
Faizah. dan Effendi, Muchsin. Psikologi dakwah.Kencana. Jakarta. 2006
Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah. Pustaka Firdaus: Jakarta. 1997
 Munir. M, dan Ilaihi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Kencana. Jakarta. 2006
Rahmat, J. Psikologi Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1985.
Yunus Mahmud, Pedoman Dakwah Islamiyah, Jakarta: Hidakarya Agung, 1973.

Serta beberapa sumber dari internet

0 komentar:

Post a Comment

Tafakkur

Search results

TERIMAKASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI - INGAT!!! SHALAT DI MASJID ITU KEREN - SEMOGA BERMANFAAT !!!